Bandar Lampung (Lampost.co) — Produk tempe hasil olahan pelaku usaha kecil, dan menengah (UKM) sebagai makanan tradisional asli Indonesia terbukti mampu mendunia. Baru-baru ini, Rumah Tempe Azaki mengekspor produk olahannya ke Jepang.

Kolaborasi antara eksportir PT Arumia Kharisma Indonesia (PT Arumia) dengan pelaku UKM Rumah Tempe Azaki melakukan ekspor perdana produk tempe sebesar 4,8 ton senilai USD13.000 (setara Rp187,2 juta, kurs Rp14.400) ke Jepang menjadi contoh yang baik untuk bersama-sama maju dan meningkatkan kinerja perdagangan Indonesia.

Hal ini menjadi motivasi UMKM potensial lainnya untuk mengembangkan pasarnya hingga ke mancanegara. Ekspor perdana tempe ke pasar Jepang ini mengadaptasi produk yang diinginkan pasar setempat. Produk tempe dikemas dalam kemasan 450 gram. Eksportir Indonesia sudah menyesuaikan bentuk, ukuran, resep pengolahan, dan kemasan sesuai dengan yang diinginkan. Produk ini nantinya akan diimpor oleh salah satu chain wholesale supermarket terbesar di Jepang yang memiliki 800 gerai.

Menanggapi hal tersebut Koordinator Bidang Usaha Tempe FKDB, Erick Teguh Herwinda mengatakan produk-produk di Lampung juga terus didorong agar mampu bersaing di pasaran. Ia mengatakan di Provinsi Lampung memiliki empat lokasi binaan produsen tempe higienis dan berkualitas untuk terus dioptimalkan dan menjadi mitra pemerintah untuk menyerap hasil petani lokal.

“Selama ini produksi tempe FKDB Lampung masih pasar regional. Potensi dan kemungkinan pasar nasional dan internasional selalu ada. Yang penting kita menemukan buyer yang bisa memasarkan di luar negeri,” kata Erick kepada Lampost.co, Minggu, 20 Juni 2021.

Sebelumnya Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultural Provinsi Lampung, Kusnardi mengatakan bahwa pihaknya sedang mengoptimalkan alokasi lahan pengembangan kawasan kedelai seluas 11.100 hektare di Lampung. Produk kedelai milik lokal harus terus dipacu sehingga petani bisa berjaya.

“Alokasi kegiatan pengembangan kawasan kedelai di 2021 ini seluas 11.100 hektare. Sampai saat ini calon petani/calon lokasi kedelai seluas 2.579 hektare dan direncanakan akan ditanam pada Juni – Juli 2021 ini,” katanya.

Adapun rincian luas lahan perkabupaten yakni Lampung Barat 300 ha, Tanggamus 319,5 ha, Metro 100 ha, Lampung Timur 20 ha, Tulang Bawang 100 ha, Pesisir Barat 1.006 ha, Way Kanan 324 ha, Mesuji 25 ha, dan Lampung Tengah 385 ha. Kemudian para petani dan pengusaha juga sudah membuat perjanjian mengenai harga kedelai di tingkat petani sesuai kualitasnya.

Sumber : lampost.co