TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Tempe memang telah menjadi makanan khas Nusantara yang bisa didapatkan hampir di setiap daerah. Manisnya bisnis tempe inilah yang dimanfaatkan oleh Dedeng untuk memulai usahanya 2016 silam.

Saat ini produk Tempe Asli HB milik pria asal Jawa Barat ini telah mampu mencapai angka produksi sebanyak 2.500 tempe perhari, dengan cakupan penyebaran hampir merata di seluruh Kota Jambi.

Untuk memproduksi tempe sebayak itu, Dedeng membutuhkan sembilan orang pekerja yang khusus melakukan produksi setiap harinya.

Empat orang pekerja yang bertugas melakukan delivery ke beberapa pasar tradisional yang ada di Kota Jambi. 
Bahkan untuk pasar tradisional Angso Duo Dedeng masih turun tangan melakukan pengantaran.

Tempe Asli HB yang berlokasi di Kampung Baru Broni ini memilki tiga ruang produksi, yang pertama khusus untuk perebusan, lalu untuk pengemasan dan terahir untuk proses peragian.

Untuk proses peragian ini Dedeng memiliki 10 rak khusus yang bisa menampung ribuan batang Tempe.

Keberhasilan tempe HB dalam menembus pasar Jambi tidak lah mudah, tiga bulan pertama mereka hanya mampu memproduksi 50 kg kedelai atau 200 batang Tempe perhari. Untuk mencapai angka 150 kilo perhari atau 600 batang saja butuh waktu satu tahun.

Kesuksesan Tempe Asli HB dalam merebut pasar Jambi terletak dari kualitas tempenya yang mampu bertahan tiga hari di ruangan terbuka dan lima hari di dalam kulkas.

Kualitas produk dari tempe asli HB ini juga di akui oleh penyuluh dinas perindustrian Ida Maryati dalan uji sampel yang dia lakukan.

Ida mengatakan tahan lama nya produk tempe HB ini karena di dukung oleh kebersihan saat proses produksi.

“Kita bisa lihat dari tempat produksi yang mana karyawannya telah memakai APD, lingkungannya juga bersih dan yang terpenting peralatannya juga memenuhi standar,” ujarnya beberapa hari yang lalu.

Dedeng juga mengatakan selain menjaga kebersihan di setiap proses, pengunaan bahan terbaik dan proses yang tidak asal-asalan membuat produk tempenya bisa tahan lama.

“Perebusan ya saja bisa sampai dua kali,” katanya.

Lebih lanjut Dedeng mengatakan usahanya bisa semakin berkembang salah satunya karena mendapatkan perhatian khusus dari desperindak melalui Penyuluh Ida Maryati.

“Di desperindak saat mendapatkan banyak manfaat dengan mengikuti banyak pelatihan, minimal sudah ada pemikiran untuk lebih baik lagi dan menambah ilmu,” katanya.

Terahir kali Dedeng mendapatkan pelatihan penanganan limbah cair untuk produk tempe dan tahu.

Ida mengatakan selain itu Disperindag juga melakukan pendampingan dari segi keamanan pagan, regulasi dan promosi produk dari tempe Asli HB ini.

Sumber : jambi.tribunnews.com