Jakarta, Beritasatu.com – Sebagai wujud keseriusan membangun industri tempe yang modern, penggagas Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) Ayep Zaki mendirikan pabrik tempe di Curug, Bogor, yang diberi nama Rumah Tempe A. Zaki.

Pria yang akrab Aa Zaki berharap, adanya pabrik ini, akan mengubah pandangan di masyarakat terhadap pabrik tempe, menjadi industri kecil rumahan yang modern, bersih, sehat dan halal. “Setidaknya, tempat dan alat-alat produksi rumah tempe A. Zaki, selain diproduksi menggunakan mesin pengolahan modern juga karyawannya menjaga kebersihan,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, Senin (9/11/2020).

Air yang digunakan untuk mengolah kedelai merupakan air bersih bersumber dari PDAM dan air sumur serta tidak menggunakan bahan artifisiial. Demikian pula dengan ruang produksi dan fermentasi tertata dengan layout baik, memperhatikan suhu dan kelembaban sebagaimana yang dipersyaratkan dalam industri kecil tempe rumahan.

Sementara bahan baku, dipilih dari kedelai yang berkualitas tinggi. Dari sisi estetika rumah tempe A. Zaki juga sangat memperhatikan kemasan atau packaging sehingga kualitas dan kebersihan hasil produksinya dapat dijamin. Di saat pandemi Covid-19 ini, para pekerjanya juga memperhatikan protokoler kesehatan dengan menggunakan masker, sarung tangan, penutup kepala dan menjaga jarak fisik.

Saat ini, FKDB tengah membina 74 pabrik tempe dari Aceh hingga Papua dengan kapasitas produksi 33 ton kacang kedelai per hari. Ekspansi ke berbagai daerah ini, untuk membantu menyukseskan program pemerintah dalam peningkatan standar gizi nasional dan terjangkau oleh masyarakat.

Dari 74 pabrik tempe itu, di Pangkalan Bun kalimantan Tengah memproduksi 1.400 kg tempe per hari dan merupakan titik usaha yang paling tinggi pencapaian produksi hingga saat ini. Aa Zaki pun yakin akan semakin banyak permintaan. Bahkan, di bulan Desember kelak, tempe yang diberi nama a-zaki akan diekspor ke Jepang. “Sudah ada permintaan dan kami sedang menjajakinya,” ujarnya.

Menurut Aa Zaki, pengembangan usaha tempe tersebut merupakan bentuk komitmen terhadap pembangunan ekonomi kerakyatan di Indonesia. Usaha produksi tempe menjadi salah satu pilar ekonomi yang mampu memberikan nilai tambah dan sumbangan memperluas lapangan kerja.

Program peningkatan standarisasi gizi masyarakat oleh FKDB melalui usaha tempe ini didukung oleh Forum Tempe Indonesia (FTI), Rumah Tempe Indonesia (RTI), USSEC (Perkumpulan Eksportir Kedelai Amerika). “Termasuk pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UMKM serta Kementerian Perindustrian,” katanya.

Ke depannya Aa Zaki berharap, FKDB makin gencar membina para UKM di bidang tempe. Selain itu di bidang budi daya tanaman padi dan kelak menanam kacang kedelai dengan hasil yang sama baiknya dengan kacang kedelai impor untuk menyuplai kebutuhan pabrik tempe. “Jadi bukan hanya sektor produksi tempe yang akan kita genjot, sektor on farm akan bergerak lagi, karena di sektor pertanian ini cakupan dan daya serap tenaga kerja cukup banyak,” paparnya.

sumber: Beritasatu.com